Sunday, 5 September 2021

Tafsir Al-Qur’an Surah Ibrahim (SYUKUR DAN KUFUR NIKMAT)

 Tafsir Al-Qur’an Surah Ibrahim

Surah Makkiyyah; surah ke 14: 52 ayat

tulisan arab alquran surat ibrahim ayat 6-8

“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Allah menyelamatkanmu dari (Fir’aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Rabbmu.’ (QS. 14:6) Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.’ (QS. 14:7) Dan Musa berkata: ‘Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji.’ (QS. 14:8)” (Ibrahim: 6-8)

Allah memberitakan tentang Musa tatkala mengingatkan kaumnya tentang hari-hari Allah dan nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka ketika Allah menyelamatkan mereka dari Fir’aun dan para pengikutnya dan dari siksaan serta penghinaan mereka, yaitu dengan membunuh anak-anak laki-laki mereka dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup. Maka, Allah menyelamatkan mereka dari adzab seperti itu.

Hal ini merupakan nikmat yang besar bagi mereka. Karena itu Allah berfirman: wa fii dzaalikum balaa-um mir rabbikum ‘adhiim (“Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan yang besar dari dari Rabb-mu”) maksudnya merupakan nikmat yang besar yang diberikan Allah kepada kalian, yang kalian tidak dapat mensyukurinya. Ada pendapat lain yang mengatakan, perbuatan-perbuatan pengikut Fir’aun terhadap kalian merupakan “balaa-un” (cobaan) yakni ujian besar bagi kalian. Dan mungkin juga yang dimaksud adalah keduanya. wallaaHu a’lam.

Seperti firman-Nya yang artinya: “Dan Kami coba mereka dengan nikmat [yang baik-baik] dan bencana [yang buruk-buru] agar mereka kembali [kepada kebenaran].” (al-A’raaf: 168)

Dan firman-Nya: wa idz ta-adzdzana rabbukum (“Dan ingatlah tatkala Rabbmu memaklumkan,”) yaitu memberitahukan tentang janji-Nya untuk kalian. Bisa juga artinya, “ingatlah tatkala Rabbmu bersumpah dengan keperkasaan, keagungan dan kebesaran-Nya.
Dan firman-Nya: la in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum inna ‘adzaabii la syadiid (“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti akan Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu. Dan bila kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih,”) yaitu dengan mengambil kembali nikmat itu dari mereka dan menyiksa mereka atas pengingkaran mereka terhadap nikmat tersebut.

Firman Allah Ta’ala: wa qaala muusaa in takfuruu antum wa man fil ardli jamii’an fa innallaaHa laghaniyyun hamiid (“Dan Musa berkata: ‘Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari [nikmat Allah], maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji.”) Maksudnya, Allah tidak memerlukan syukur dari hamba-hamba-Nya, dan Dia Mahaterpuji dan dipuji, walaupun orang-orang yang kafir kepada-Nya mengingkari nikmat-Nya, seperti firman-Nya: “Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu.” (QS. Az-Zumar:7)

Disebutkan dalam shahih Muslim, dari Abu Dzar, dari Rasulullah, sebuah hadits qudsi, Allah swt. berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalaupun orang-orang terdahulu sampai terakhir di antara kalian, baik manusia maupun jin memiliki takwanya seorang yang paling takwa di antara kalian, maka hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku, kalaupun orang-orang terdahulu sampai terakhir di antara kalian, baik manusia maupun jin itu memiliki kejahatan (kekafirannya) seorang yang paling jahat (kafir) di antara kalian, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku, kalaupun orang-orang terdahulu sampai terakhir di antara kalian, baik manusia maupun jin itu berdiri pada satu bukit dan mereka memohon kepada-Ku, kemudian Aku beri masing-masing apa yang dimintanya, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikit pun, melainkan seperti (menguranginya) sebuah jarum, ketika dimasukkan ke dalam laut.” Mahasuci Allah Ta’ala yang Mahakaya lagi Terpuji.


SUMBER : 

https://alquranmulia.wordpress.com/2015/09/23/tafsir-ibnu-katsir-surah-ibrahim-ayat-6-8/

No comments:

Post a Comment